300x250 AD TOP

29.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #16 : Tawaran Diplomasi kaum Quraisy 2

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #16 : Tawaran Diplomasi kaum Quraisy 2

Setelah gagal berunding dengan Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam dengan diwakili Abu Al-Walid; Utbah. Thabari dan Ibnu Katsir meriwayatkan bawa beberapa orang musyrik, termasuk Al-Walid bin Al-Mughirah dan Al-Ash bin Wa'il, datang menemui Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam menawarkan harta kekayaan dan gadis tercantik kepada beliau dengan syarat agar beliau bersedia meninggalkan kecaman terhadap tuhan-tuhan mereka.

Ketika Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam menolak tawaran tersebut, mereka berkata : "Bagaimana jika kamu menyembah tuhan-tuhan kami sehari, dan kami menyembah tuhanmu sehari (bergantian)?" Tawaran ini juga ditolak oleh Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam; berkenaan hal ini Allah kemudian berfirman,
Katakanlah, "Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (juga) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku" (QS. Al-Kafirun)
Para pembesar Quraisy tak berputus asa sampai disana, mereka dengan terusnya membujuk Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam; secara beramai-ramai mereka kembali mendatangi beliau, menawarkan apa yang sebelumnya pernah ditawarkan. Lalu Rasulullah berkata : "Aku tidak memerlukan semua yang kamu tawarkan. Aku tidak berdakwah karena menginginkan harta, tidak pula kehormatan ataupun kekuasaan. Tetapi Allah mengutusku sebagai Rasul; Dia menurunkan kitab kepadaku dan memerintahkan aku agar menjadi pemberi kabar gembira dan peringatan. Kemudian aku sampaikan risalah Rabb-ku dan aku sampaikan pula nasehat kepadamu. Jika kamu menerima, kebahagiaanlah yang akan kamu terima. Jika kamu menolak ajakanku, maka aku bersabar mengikuti perintah Allah sehingga Allah memberikan keputusan antara aku dan kamu".

Kemudian mereka berkata : "Jika kamu tak bersedia menerima tawaran kami, maka sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa tidak ada orang yang lebih kecil negerinya, lebih gersang tanahnya, dan lebih keras kehidupannya selain daripada kami. Karena itu mintakanlah untuk kami kepada Rabb yang telah mengutusmu agar menjauhkan gunung-gunung yang menghimpit dari negeri kami, mengalirkan sungai-sungai untuk kami sebagaimana di Syam dan Iraq, dan bangkitkan bapak-bapak kami yang telah mati, terutama Qushay bin Kilab, karena dia seorang tokoh yang terkenal jujur, sehingga kami dapat bertanya kepadanya tentang apa yang anda katakan. Mintalah untukmu sendiri kebun, istana, tambang emas dan perak yang dapat memenuhi apa yang selama ini kamu inginkan. Jika kamu telah melakukan apa yang kami minta, maka kami baru akan membenarkanmu. Kami akan tahu kedudukanmu di sisi Allah dan kami akan mempercayaimu sebagai utusan Allah sebagaimana yang engkau katakan".

Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam berkata : "Aku tidak akan melakukannya, aku tidak akan meminta hal itu kepada Allah; aku diutus kepada kalian bukan untuk mengabulkan permohonan-permohonan mistis kalian. Sesungguhnya Allah mengutusku kepada kalian dengan apa yang kalian saksikan saat ini. --atau sebagaimana yang telah beliau katakan".

Setelah perdetabatan panjang, akhirnya mereka berkata kepada Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam : "Kami dengar bahwa kamu mempelajari semua itu dari seorang yang tinggal di Yamamah bernama ar-rahman. Demi Allah kami tidak percaya kepada ar-rahman. Sesungguhnya kami telah berusaha sepenuhnya kepadamu, wahai Muhammad. Demi Allah, kami tak akan biarkan kamu mengalahkan kami".

Wallahu a'lam

27.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #15 : Perlakuan kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #15 : Perlakuan kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad

Perlakuan ini terjadi sebelum Hamzah bin Abdul Muththalib memeluk Islam. Ketika itu, orang-orang Quraisy tengah gencar-gencarnya melancarkan teror kepada Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam; dan orang-orang yang telah mengikuti beliau.

Mereka memobilisasi orang-orang bodoh untuk mengusik, mendustakan, mencaci, dan menuduh beliau sebagai seorang penyair, penyihir, dukun, dan orang gila. Rasulullaah shalallahu 'alayhi wasallaam sedikitpun tak terpengaruh oleh teror mereka. Beliau terus berdakwah dengan menampakkan apa yang mereka tak sukai; 'menghina' agama mereka, meninggalkan berhala-berhala mereka, dan menjauhi kekafiran mereka.

Urwah bin Zubair berkata bahwa, "Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amr: 'Berapa kali engkau melihat orang-orang Quraisy meneror Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam?'

Abdullah bin Amr berkata : "Suatu waktu, aku bertemu tokoh-tokoh Quraisy di Hijr. Mereka tengah membicarakan sepak terjang Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam. Mereka berkata: 'Sebelumnya aku selalu sabar menghadapi sesuatu sampai datang lelaki ini (Muhammad). Ia membathilkan mimpi-mimpi kita, mengata-ngatai leluhur kita, dan mencaci agama kita, memecah belah kita, dan juga menghina Tuhan-tuhan kita".

Saat tengah asyik berdiskusi, tetiba Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam muncul di dekat mereka melakukan thawaf di Ka'bah. Saat Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam melintasi mereka, dihinalah beliau. Sampai putaran ke-2, beliau tak menganggap mereka. Tetapi saat ketiga kalinya beliau melintasi mereka, beliau berhenti dan berkata kepada mereka: "Wahai orang-orang Quraisy demi Allah, apakah kalian tidak tahu bahwa aku datang untuk membinasakan kalian?"

Perkataan Rasulullah tersebut amat merasuk ke dalam hati orang-orang Quraisy, hingga seseorang diantara mereka terdiam bagai patung.

Karena terkaget, mereka berusaha mencabut perkataannya dan menenangkan beliau; meminta maaf dengan kata-kata yang sebaik mungkin. Kemudian Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam pergi meninggalkan tempat itu.

Keesokan harinya ketika orang-orang Quraisy tengah mengadakan pertemuan seperti biasa. Sebagian diantara mereka berkata : "Apakah kalian masih ingat kejadian kemarin di tempat ini? Sayang, ketika ia muncul di tengah kalian dengan memperlihatkan apa yang kalian benci, kalian membiarkannya".

Ketika mereka tengah dalam keadaan seperti itu, Rasulullah melintasi mereka lagi --saat melakukan thawaf-. Kali ini mereka serentak melompat lalu mengitari Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam dan berkata : "Engkaukah orang yang mengatakan ini dan itu?"

Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam menjawab : "Iya benar, akulah yang mengatakan semua itu"

Abdullah bin Amr berkata : "Aku melihat seseorang dari mereka memegang baju Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam". Atau dalam riwayat lain mengatakan bahwa ketika Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam tengah melakukan shalat di Ka'bah tiba-tiba datang 'Utbah bin Abu Mu'ith mencekik leher Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam sekuat tenaga dengan kainnya.

Kemudian Abu Bakar melintasi mereka dan berkata : "Apakah kalian akan membunuh seseorang hanya karena ia mengatakan, 'Tuhanku hanyalah Allah'?"

***

Ketika Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam sedang sujud di sekitar beberapa orang Quraisy, tetiba 'Uqbah bin Abi Mu'ith datang dengan membawa kotoran binatang, lalu melemparkannya ke atas punggung Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam. Beliau tak mengangkat kepalanya sampai anaknya, Fathimah radhiyallaahu 'anha datang membersihkan dan melaknati orang yang melakukan perbuatan keji tersebut.

Ath-Thabari dan Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa sebagian mereka pernah menaburkan tanah ke atas kepala Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam, ketika beliau sedang berjalan di sebuah lorong di Mekah, sehingga beliau kembali dengan keadaan kotor. Kemudian salah seorang anak perempuan beliau membersihkannya sembari menangis. Rasulullah menenangkan anaknya tersebut dengan berkata : "Wahai anakku, janganlah engkau menangis. Sesungguhnya Allah melindungi bapakmu"

Demikian pula penyiksaan-penyiksaan yang dialami para sahabat sesampai ada di antara mereka buta, bahkan meninggal dunia. Tetapi semua itu tidak melemahkan semangat keimanan mereka.

Imam Bukhari dari Khabbab bin Al-Arit, ia berkata : "Aku datang menemui Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam, ketika beliau tengah berteduh di Ka'bah. Kepada beliau aku berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah anda tidak memohonkan pertolongan kepada Allah untuk kami? Apakah anda tidak berdoa untuk kami?' Beliau menjawab, 'Di antara orang-orang sebelum kamu dahulu ada yang disiksa dengan ditanam hidup-hidup, ada yang belah kepalanya menjadi dua, dan da pula yang disisir rambutnya dengan sisir besi hingga kulit kepalanya terkelupas. Tetapi siksaan-siksaan itu sedikitpun takmenggoyahkan tekad mereka untuk tetap mempertahankan agama. Demi Allah, Dia pasti akan mengakhiri semua persoalan ini sehingga orang berani berjalan dari Shan'a ke Hadhramaut tanpa rasa takut kepada siapapun juga selain kepada Allah, dan hanya takut kambingnya disergap serigala. Tetapi kalian tampak terburu-buru".

Wallahu a'lam
Tagged under: ,

Sirah Nabawi #14 : Tawaran Diplomasi kaum Quraisy

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #14 : Tawaran Diplomasi kaum Quraisy

Utbah bin Rabi'ah sang tokoh Quraisy ketika ia sedang duduk di balai pertemuan Daar An-Nadwah milik orang-orang Quraisy; dan Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam sedang duduk-duduk sendirian di Masjid berkata : "Hai orang-orang Quraisy, bagaimana jika aku berdiplomasi dengan Muhammad dan mengajukan tawaran-tawaran? Siapa tahu ia menerima sebagiannya, dengan maksud agar ia mau menghentikan dakwahnya?".

Peristiwa ini terjadi ketika Hamzah telah masuk Islam, dan orang-orang Quraisy melihat kekuatan Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam semakin besar.

Orang-orang Quraisy berkata : "Baiklah, temui dan berbicaralah dengannya!".

Utbah kemudian pergi menghampiri Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam dan duduk dekat beliau. Utbah berkata : "Hai, keponakanku, sesungguhnya engkau masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan kami. Engkau mempunyai kehormatan di antara kami; dan memiliki keluhuran nasab. Tetapi engkau telah merusak kemapanan kaummu; engkau memecah belah persatuan mereka, mencemoohkan mimpi-mimpi mereka, mencaci sesembahan dan agama mereka; mengkafirkan leluhur mereka. Dengarkan perkataanku, sebab aku akan mengajukan beberapa tawaran yang bisa engkau pikirkan dan semoga engkau bisa menerima sebagian tawaran-tawaran ini."

Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam berkata : "Katakanlah wahai Abu Al-Walid, aku pasti akan menyimak apa yang engkau katakan!".

Utbah berkata : "Wahai keponakanku, jika tujuan dakwahmu untuk mendapatkan harta, maka kami akan himpun seluruh harta kami agar engkau menjadi orang yang paling kaya di antara kami; jika tujuan dakwahmu adalah kehormatan, maka akan kami jadikan engkau pemimpin kami yang tidak ada satu perkara pun terlaksana tanpa keputusanmu; jika tujuan dakwahmu adalah kekuasaan, maka akan kami angkat engkau sebagai raja --dan sedemikian yang dikatakannya sampai tuntas-"

Rasulullah berkata : "Apa engkau telah selesai bicara wahai Abu Al-Walid?".

Utbah menjawab : "Ya".

Rasulullah berkata : "Maka simaklah baik-baik apa yang akan aku katakan".

Kemudian Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam membaca sebuah ayat,
Bismillahirrahmaanirrahiim, Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (daripadanya); maka mereka tidak (mau) mendengarkan. Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)" (QS. Fushshilat : 1-5)
Lalu Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam membacakan kelanjutkan ayat-ayat diatas; sementara Utbah ketika diperdengarkan ayat-ayat tersebut, duduk-serius mendengarkan sambil bersandar dengan kedua tangannya. Tatkala Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam sampai pada ayat sajdah, beliau sujud, kemudian berkata : "Hai Utbah, engkau telah menyimak dengan jelas apa yang baru saja aku perdengarkan. Kini, terserah kepadamu mau dibawa kemana apa yang baru saja engkau dengarkan itu".

Utbah pulang menemui orang-orang Quraisy, mereka berkata kepada sebagian yang lain : "Demi Allah, aku melihat bahwa Utbah pulang membawa wajah berbeda dibanding saat ia berangkat tadi.

Mereka bertanya kepada Utbah : "Apa yang terjadi padamu, wahai Abu Al-Walid?".

Utbah menjawab : "Demi Allah, baru saja aku mendengar perkataan yang belum pernah aku dengar sebelum-sebelumnya. Demi Allah, perkataan tersebut bukanlah syair, bukan sihir, bukan pula perdukunan. Wahai orang-orang Quraisy, dengarkan aku! Serahkan perkara ini kepadaku, biarkanlah ia (Muhammad) dengan apa yang ia kerjakan. Biarkanlah dia! Demi Allah, ucapannya yang aku dengan tadi pada suatu saat akan menjelma menjadi kekuatan yang sangat besar" --atau sebagaimana yang ia katakan-

Orang-orang Quraisy berkata : "Ia telah mengguna-gunaimu dengan mantranya wahai Abu Al-Walid!"

Utbah berkata : "Ini hanya pendapatku saja tentang dia. Terserah kalian mau menerima atau tidak?!"

Wallahu a'lam
Tagged under: ,

Sirah Nabawi #13 : Ketika Hamzah masuk Islam

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #13 : Ketika Hamzah masuk Islam.

Pernah suatu ketika, Abu Jahal berjalan melewati Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam di bukit Shafa. Ia menganggau beliau, mencaci, dan memaki beliau dengan sangat hina. Ketika itu mantan budak wanita Abdullah bin Jud'an menyaksikan apa yang dilakukan Abu Jahal pada beliau.

Usai puas mengumpat Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam Abu Jahal berlalu pergi untuk melakukan pertemuan dengan para petinggi Quraisy di balai; di samping Ka'bah.

Tak lama kemudian Hamzah bin Abdul Muththalib datang dengan memanggul panahnya. Rupanya ia usai pulang dari berburu. Ia adalah sosok yang suka berburu. Apabila pulang dari perburuan Ia tidak langsung menuju ke rumah, tetapi ia melakukan thawaf terlebih dahulu di Ka'bah; biasanya setelah melakukan thawaf, Hamzah mengucapkan salam kepada orang-orang Quraisy yang sedang mengadakan pertemuan di balai untuk kemudian berbincang ringan dengan mereka.

Hamzah adalah anak muda yang disegani di antara orang-orang Quraisy. Ketika ia hendak pulang ke rumah, ia melewati mantan budak wanita tadi dan menceritakan segala apa yang disaksikannya kepada Hamzah.

Mantan budak itu berkata : "Wahai Abu Umarah, andai saja engkau tadi saksikan apa yang dilakukan Abu Al-Hakam bin Hisyam kepada keponakanmu Muhammad! Ia mengganggunya, mencacinya, memakinya, dan menghinannya dengan seburuk-buruk penghinaan. Lalu pergi meninggalkan keponakanmu; keponakanmu tak menimpalinya sedikitpun".

Mendengar itu Hamzah bergegas mencari Abu Jahal dan akan memukulnya. Didapatinya Abu Jahal sedang berada di dalam Masjid sedang duduk berdiskusi bersama orang-orang Quraisy, lalu Hamzah berjalan ke arahnya, mengangkat busur, dan memukulnya dengan keras sampai Abu Jahal terluka sangat parah.

Terlukalah Abu Jahal. Sangat parah. Hamzah berkata : "Apa engkau menhina keponakanku, padahal aku seagama dengannya?; dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah seperti apa yang ia persaksikan? Silakan balas jika engkau mampu!".

Beberapa orang dai Bani Makhzum mendekat untuk menolong Abu Jahal. Namun Abu Jahal berkata : "Biarkan saja Abu Umarah. Demi Allah aku telah menghina keponakannya dengan penghinaan yang buruk".

Sejak saat itu Hamzah masuk Islam dan mengikuti setiap ucapan Rasulullah shalallahu 'alayhi wasallaam.

Ketika orang-orang Quraisy mengetahui bahwa Hamzah telah masuk Islam, mereka menyadari bahwa kini Muhammad telah kuat, terjaga, dan terlindungi. Bersebab itu, mereka hentikan sebagian teror terhadap Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasalaam.

Wallahu a'lam
Tagged under: ,

Sirah Nabawi #12 : Kebingungan Al-Walid tentang Al-Quran

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #12 : Kebingungan Al-Walid tentang Al-Quran.

Ibnu Ishaq berkata : beberapa orang Quraisy mendatangi --tokoh senior diantara mereka- Al-Walid bin Al-Mughirah. Pada pertemuan tersebut Al-Walid berkata, "Wahai orang-orang Quraisy, musim haji akan segera tiba dan bangsa Arab akan berduyun datang ke tempat kalian. Mereka mengetahui banyak sepak terjang sahabat kalian ini --Muhammad- Oleh sebab itulah, aku harap kalian bersatu padu. Jangan berpecah belah.

Orang Quraisy berkata : "Wahai Abu Abdu Syams, utarakan pada kami apa pendapatmu; dan itu pasti menjadi pendapat yang kami ikuti!".

Al-Walid berkata : "Silakan kalian utarakan pendapat kalian dulu. Aku akan mendengarkan".

Orang Quraisy berkata : "Kita akan buat isu bahwa Muhammad adalah seorang dukun."

Al-Walid berkata : "Demi Allah itu isu konyol, sebab ucapannya bukan seperti ucapan seorang dukun, bukan pulan sajaknya".

Orang Quraisy berkata : "Bagaimana kalau seorang yang gila?".

Al-Walid berkata : "Tidak, itu lebih konyol lagi".

Orang Quraisy berkata : "Bagaimana kalau penyair?".

Al-Walid berkata : "Bukan, ia bukan penyair. Kita sudah tau apa yang ia ucapkan bukanlah syair".

Orang Quraisy berkata : "Bagaimana kalau penyihir?".

Al-Walid berkata : "Tidak, sebab Muhammad tak ada kaitannya dengan sihir".

Orang Quraisy berkata : "Lalu jika demikian, utarakanlah apa pendapatmu?!".

Al-Walid berkata : "Demi Allah, ucapan Muhammad itu demikian indah nan syahdu juga mengandung kekuatan. Tetapi dia bukanlah seorang penyair, apalagi dukun. Maka jika kalian sebarkan isu seperti diatas dapat disimpulkan bahwa ucapan kalian adalah dusta. Sesungguhnya dari perkataan kalian yang paling mengena adalah isu bahwa Muhammad adalah penyihir. Ia membawa sihir yang memisahkan seseorang dari keluarganya. Mereka bercerai-berai akibat kekuatan sihirnya".

Maka ketika bangsa Arab melaksanakan haji, orang-orang Quraisy duduk di jalan-jalan umum. Tidaklah salah seorang melintasi mereka melainkan mereka sebarkan bahwa Muhammad adalah penyihir.

Kemudian Allah menurunkan firman untuk Al-Walid,
Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang telah menciptakannya sendirian. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak dan anak-anak yang selalu bersama dia, dan Kulapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (QS. Al-Mudatsir : 11-16)
Wallahu a'lam 

24.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #11 : Tahapan Dakwah Islamiyah - Dakwah Secara Terang-Terangan (2/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #11 : Dakwah secara terang-terangan.

Dakwah secara terang-terangan Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam ini ditentang habis-habisan oleh bangsa Quraisy dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan agama nenek moyang mereka yang sudah mendarah daging dan menjadi tradisi diantara mereka. Pada saat itulah Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam mengingatkan mereka untuk membebaskan pikiran dan akal mereka dari belenggu taqlid

Allah berfirman tentang mereka, 
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab, "(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya)." Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apapun, dan tidak mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah 170)
Ketika Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam mencela tuhan-tuhan mereka, membodoh-bodoh mimpi mereka, dan mengancam mereka karena menyembahnya mereka kepada berhala; mereka semua memusuhi Muhammad --kecuali pamannya Abu Thalib- yang tetap melindungi beliau.

Beberapa pelajaran yang bisa diambil,

Pertama,  sesungguhnya Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam ketika menyeru secara terang-terangan kepada bangsa Quraisy dan bangsa Arab pada umumnya, mengejutkan mereka; tak pernah sedikitpun dari mereka berpikir tentang apa yang dibawa Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam itu. Hal ini nampak jelas dari reaksi Abu Lahab dan tokoh Quraisy untuk memusuhi dan menentangnya.

Kiranya hal ini cukup menjadi jawaban bagi mereka yang menganggap bahwa Islam hanyalah buah dari nasionalisme bangsa Arab; dan mencerminkan idealisme dan pemikiran Arab pada masa itu.

Kedua, Sebenarnya bisa saja Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk tidak menyeru kepada kerabat-kerabat terdekatnya secara khusus, karena sudah cukup dengan keumuman perintah-Nya yang lain yaitu, "Siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu". Hikmah yang terkandung dari pengkhususan ini adalah isyarat bagi para da'i khususnya dan para Muslim secara umum, bahwa dakwah terhadap keluarga adalah yang paling utama.

Wallahu a'lam

Kembali ke bagian 1
Tagged under: ,

Sirah Nabawi #11 : Tahapan Dakwah Islamiyah - Dakwah Secara terang-terangan (1/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #11 : Dakwah secara terang-terangan.

Setelah dakwah secara rahasia yang Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam lakukan kurang lebih selama ~3 atau 4 tahun, kemudian secara berangsur-angsur manusia; wanita dan lelaki memeluk Islam, sehingga berita tentang Islam tersiar di Mekkah dan menjadi bahan perbincangan, Allah memerintahkan beliau untuk menyampaikan risalah dan mengajak orang kepada Islam secara terang-terangan. Allah berfirman,
Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang Musyrik. (QS. Al-Hijr : 94)
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu. (QS. Asy-Syu'araa' : 214-215)
Dan katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang jelas" (QS. Al-Hijr : 89)
Tidak berpikir terhadap apa yang akan terjadi pada dirinya --karena ini perintah dari Allah- beliau langsung melaksanakannya. Naiklah Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam ke atas bukit Shafa lalu berkata: "Wahai Bani Fihr, wahai Bani 'Adi," sehingga mereka berkumpul, lalu beliau melanjutkan seruannya, "Bagaimanakah jika aku katakan dibalik bukit ini ada sepasukan kuda musuh yang hendak menyerang kalian? Apakah kalian akan mempercayaiku?"

"Ya" jawab mereka, "Kami tak pernah melihat engkau berdusta, wahai Muhammad."

"Maka ketahuilah," Rasulullaah shalallaahu 'alayhi wasallaam melanjutkan, "Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan kepada kalian dari siksa yang pedih"

Sontak seseorang dari mereka, Abu Lahab memotong, "Sungguh celaka kamu. Hanya untuk inikah kamu mengumpulkan kami?"

Allah membalas perkataanya dengan menurunkan firman-Nya,
Binasalah kedua belah tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia benar-benar binasa... (QS. Al-Lahab)"
Kemudian Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam menyeru kepada kerabat terdekatnya. Beliau berkata : "Wahai Bani Ka'b bin Lu'ay, selamatkanlah diri kalian dari api neraka! Wahai Bani Murrah bin Ka'ab, selematkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Abdi Syams, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani Abdul Muththalib, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Fatimah, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Sesungguhnya, aku tak akan dapat membela kalian di hapadan Allah, selain bahwa kalian mempunyai tali kekeluargaan yang akan aku sambung dengan hubungannya".

Bagian 2

22.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #10 : Tahapan Dakwah Islamiyah - Dakwah Secara Rahasia (2/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #10 : Dakwah secara rahasia.

Beberapa ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari tahapan dakwah ini dapat diperinci sebagai berikut:

1. Sebab sirriyah pada permulaan dakwah Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam selama tahun-tahun pertama bukanlah karena beliau khawatir terhadap dirinya, sebab setelah beliau menerima amanah dakwah ini --dengan menerima wahyu pertama- beliau telah diingatkan oleh Allah, "Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berikanlah peringatan".

Saat itu Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam sadar, bahwa amanah ini Allah beri bukan tanpa penjagaan dan perlindungan. Beliau yakin bahwa Allah yang mengutus dan membebaninya dengan tugas ini mampu melindungi dan menjaganya dari gangguan manusia; pun ini berarti jika Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam diperintahkan oleh-Nya untuk langsung berdakwah secara terang-terangan maka beliau takkan menunda barang sebentar, meski beliau harus menghadapi resiko kematian.

Tetapi Allah memberikan Ilham kepada beliau agar memulai dakwahnya secara rahasia dan tersembunyi; dan agar dakwah ini sampai pada mereka yang diyakini akan percaya dan menerima.  Ini dimaksudkan sebagai satu pelajaran dan bimbingan para da'i sesudahnya agar merumuskan strategi dan sarana-prasarana secara cermat untuk mencapai sasaran dan tujuan dakwah. Tetapi hal ini tentu tak boleh menguras rasa tawakkal kita kepada Allah, karena dialah Sang Pemberi Hidayah.

2. Orang-orang yang pertama masuk Islam dan hikmahnya. Sirah menyebutkan bahwa yang pertama kali masuk Islam kebanyakan adalah kaum fakir, lemah, dan budak. Lantas apa hikmah dari kenyataan ini? Apa rahasia tegaknya pilar-pilar Islam yang dibangun dari orang-orang seperti ini?

Kita juga sudah mengetahui bahwa ummat yang mengikuti Nabi Nuh 'alayhissalaam menaiki bahtera, hanya orang-orang 'kecil' diantara ummatnya.
..."Kami tak melihat engkau, melainkan sebagai manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina diantara kami yang lekas percaya... (QS. Hud : 27)
 Begitupun terjadi pada kaumnya Nabi Shaleh 'alayhissalaam; tsamud. Sesungguhnya hakikat dari ini adalah bahwa agama yang dibawa oleh semua Nabi dan Rasul Allah menolak kekuasaan manusia atas manusia yang lain dan kembali pada kekuasaan Allah semata. Sehingga otomatis reaksi penolakan terhadap ajakan-ajakan ini banyak meletus diantara kaum-kaum elite.

Tetapi perlu digarisbawahi bahwa mereka yang 'kecil', yang telah memeluk Islam, tidaklah beriman dengan suatu keterpaksaan. Mereka beriman dengan kesadaran penuh bahwa inilah sebuah kebenaran --selain juga ingin terbebas dari tiran-.

Wallahu a'lam

Kembali ke bagian 1
Tagged under: ,

Sirah Nabawi #10 : Tahapan Dakwah Islamiyah - Dakwah Secara Rahasia (1/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #10 : Dakwah secara rahasia.

Tahapan dakwah Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasalaam sedikitnya dibagi kedalam empat tahapan.

1. Dakwah secara rahasia.
2. Dakwah secara terang-terangan dengan lisan.
3. Dakwah secara terang-terangan dengan peperangan melawan mereka yang menyerang.
4. Dakwah secara terang-terangan dengan peperangan melawan mereka yang menghalangi penyebaran Islam atau menghalangi seseorang untuk masuk Islam.

Adapun disini akan dijelaskan tahapan dakwah yang pertama, yakni dakwah secara rahasia.

Rasulullaah shalallaahu 'alayhi wasallaam mengajak ummat manusia untuk menyembah hanya kepada-Nya saja dan meninggalkan sesembahan-sesembahan mereka yang berupa patung; berhala. Tetapi dakwah pertama yang dilakukan Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam adalah secara rahasia. Ini terjadi karena beliau ingin menghindari tindakkan buruk orang-orang Quraisy yang fanatik dengan kemusyrikan dan paganismenya. Tiada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam tampakkan dakwah melainkan hanya kepada saudara atau kerabat yang telah memiliki hubungan dekat dengannya.

Orang-orang yang pertama kali masuk Islam, mereka --sebagian diantara ini dan ini ataupun dalam sumber ini disebutkan Khadijah binti Khuwailid, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harits dan anak angkatnya, Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash dan lainnya- bertemu dengan Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam secara rahasia. Apabila salah seorang diantara mereka ingin melaksanakan ibadah, ia pergi ke lorong-lorong Mekkah; bersembunyi dari Quraisy.

Hingga saat pemeluk Islam telah lebih dari ~30 lelaki dan wanita, Rasulullaah shalallaahu 'alayhi wasallaam memilih rumah salah satu diantara mereka untuk berdakwah; yaitu rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam sebagai tempat pertemuan untuk mengadakan pembinaan dan pengajaran. Dakwah rahasia ini menghaslkan ~40 orang lelaki dan wanita memeluk Islam. Kebanyakan dari mereka adalah kaum fakir, budak, dan orang Quraisy yang tak ada kedudukan.

Bagian ke-2

20.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #9 : Pengikut Islam paling dulu (2/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #9 : Pengikut Islam paling dulu

Setelah Abu Bakar radhiyallaahu 'anhu masuk Islam, beberapa orang Quraisy masuk islam berkat dakwah beliau. Diantaranya:

1. Ustman bin Affan
2. Az-Zubayr bin Awwam
3. Abdurrahman bin Auf
4. Saad bin Abi Waqqash
5. Thalhah bin Ubaydillah


Setelah mereka berlima merespon positif terhadap dakwah Abu Bakar, beliau membawa mereka kepada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam, masuk Islam, dan mendirikan shalat berjamaah.

Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam bersabda,
"Setiap aku mengajak seseorang kepada Islam biasanya ia tidak langsung memberikan jawaban, kecuali Abu Bakar. Ia tidak lambat merespon dan tidak ragu-ragu ketika aku mengajaknya kepada Islam."
6. Abu Ubaidah
7. Abu Salamah
8. Al-Arqam bin Abu Al-Arqam
9. Utsman bin Madz'un --beserta dua saudara lelakinya- yaitu,
10. Qudamah, dan
11. Abdullah
12. Ubaidah bin Al-Harits
13. Sa'id bin Zaid --beserta istrinya yg merupakan adik Umar bin Khaththab- yaitu,
14. Fathimah binti Khaththab
15. Asma' binti Abu Bakar, dan
16. 'Aisyah binti Abu Bakar --ketika itu masih anak-anak-
17. Khabbab bin Al-Arat --sekutu Bani Zuhrah-
18. Umair bin Abu Waqqash --saudara Saad bin Abu Waqqash-
19. Abdullah bin Mas'ud
20. Mas'ud Al-Qari
21. Salith bin Amr --beserta saudaranya- yaitu,
22. Hathib bin Amr
23. Ayyash bin Abu Rabi'ah --beserta istrinya- yaitu,
24. Asma' binti Salamah
25. Khunais bin Hudzhafah
26. Amir bin Rabi'ah
27. Abdullah bin Jahsy --beserta saudaranya- yaitu,
28. Abu Ahmad bin Jahsy
29. Ja'far bin Abdul Muthalib --beserta istrinya- yaitu,
30. Asma binti Umais
31. Hathib bin Al-Harits --beserta istrinya- yaitu,
32. Fathimah binti Al-Mujallal --dan saudaranya-
33. Haththab bin Al-Harits --disertai istrinya- yaitu,
34. Fukaihah binti Yasar
35. Ma'mar bin Al-Harits
36. As-Saib bin Utsman
37. Al-Muthalib bin Azhar --beserta istrinya- yaitu,
38. Ramlah binti Abu Auf
39. An-Nahham
40. Amir bin Fuhairah
41. Khalid bin Sa'id
42. Umainah binti Khalaf
43. Abu Hudzaifah bin Rabi'ah
44. Waqid bin Abdullah
45. Khalid
46. Amir
47. Iyas
48. Ammar
49. Shuhaib bin Sinan

Adapun riwayat lain mengatakan bahwa yang termasuk kepada As-sabiqun Al-Awwalun adalah sebagai berikut




Wallahu a'lam

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #9 : Pengikut Islam paling dulu (1/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #9 : Pengikut Islam paling dulu

1. Khadijah
Khadijah radhiyallaahu 'anha mengimani dan membenarkan setiap apa yang Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam bawa dari Allah serta memberikan dukungan sepenuhnya kepada beliau; jiwa, raga, harta, semuanya.

Khadijah radhiyallaahu 'anha adalah wanita pertama yang memeluk Islam. Dengan masuk Islamnya Khadijah, beban Rasulullah  shalallaahu 'alayhi wasallaam meringan. Jika Rasulllah  shalallaahu 'alayhi wasallaam mendengar umpatan dan cacian yang membuatnya sedih, Allah menghilangkan kesedihannya melalui Khadijah; khadijah memotivasi, meringankan bebannya, dan anggap remeh setiap reaksi negatif terhadap Rasulullah  shalallaahu 'alayhi wasallaam

Rasulullah  shalallaahu 'alayhi wasallaam bersabda,
"Aku membawa kabar gembira kepada Khadijah berupa rumah dari qahshab (mutiara yang berlubang) yang didalamnya tak ada suara riuh & kelelahan" (HR. Ahmad)
2. Ali bin Abi Thalib
Lelaki pertama yang mengimani Rasulullah  shalallaahu 'alayhi wasallaam, shalat bersama, dan membenarkan risalahnya adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu 'anhu. Saat itu ia berumur 10 tahun.

Diantara karunia yang Allah berikan pada Sahabat Ali adalah ia mendapatkan didikan langsung dari Rasulullah  shalallaahu 'alayhi wasallaam. Ali tinggal bersama beliau sampai diutus Allah sebagai utusan-Nya. Ali mengikuti, beriman, dan membenarkan beliau.

3. Zaid bin Haritsah
Lelaki kedua yang masuk Islam; Zaid adalah mantan budak Rasulullah  shalallaahu 'alayhi wasallaam. Dialah kalangan laki-laki yang ikut shalat bersama setelah Ali bin Abi Thalib.

4. Abu Bakar
Menyusul Abu Bakar radhiyallaahu 'anhu bin Abu Quhafah masuk Islam. Nama aslinya adalah Abdullah; Atiq adalah julukannya, karena ganteng dan pembebasan budak yang sering ia lakukan.

Ketika Abu bakar masuk Islam, ia tampakkan keislamannya, dan berdakwah untuk Allah dan Rasul-Nya. Abu Bakar adalah orang yang dicintai, dihormati, dan mudah bergaul dengan siapa saja. Dia orang Quraisy yang paling ahli tentang nasab, kondisi dan situasi, kebaikan-keburukan orang-orang Quraisy; ia juga pebisnis yang berakhlak.

19.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #8 : Kapan Al-Quran diturunkan?

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #8 : Kapan Al-Quran diturunkan?

Mengenai waktu pasti diturunkan Al-Qur'an, masih ada pendapat-pendapat yang berbeda dikalangan ummat saat ini. Semoga perbedaan tersebut tak berbuntut perpecahan dan permusuhan didalam barisan ummat itu sendiri.

Al-Quran diturunkan kepada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam pada bulan Ramadhan,
"(Beberapa hari yang telah ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan bathil)" (Al-Baqarah: 185).
"Sesungguhnya Kami tlah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar" (Al-Qadr : 1-5).
"Haa Miim. demi kitab (Al-Quran) yang menjelaskan. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul" (Ad-Dukhkhan: 1-5)
"Jika kalian beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furgaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan." (Al-Anfal: 41).

Yaitu bertemunya Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam dengan kaum musyrikin di perang Badar. Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam berperang melawan orang-orang musyrikin di Badar pada hari Jum'at dini hari, tanggal 17 Ramadhan.

Wallahu a'lam
Tagged under: ,

Sirah Nabawi #7 : Permulaan Wahyu (4/4)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #7 : Permulaan Wahyu

Saat sedang Thawaf, Rasulullaah shalallaahu 'alayhi wasallaam bertemu dengan Waraqah bin Naufal.

Dia berkata: "Saudaraku, tuturkanlah apa yang terjadi padamu". Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam lantas menuturkan semua apa yang terjadi pada saat itu kepadanya.

Waraqah berkata: "Demi Dzat yang jiwa Waraqah berada di tangan-Nya, sungguh kau adalah Nabi untuk ummat ini, kau didatangi Jibril yang dulu pernah datang pada Musa. Kau pasti kan didustakan, disakiti, diusir, dan diperangi. Seandainya aku masih hidup pada zaman itu, pasti aku menolong Allah dengan pertolongan yang diketahui-Nya".

Setelah thawaf, Rasulullaah shalallaahu 'alayhi wasallaam pulang. Sesampainya di rumah, Khadijah telah menunggunya dengan senyum jelita. Mereka membincang kejadian pada malam saat itu.

Khadijah berkata: "Suamiku, bisakah kau bertutur tntang sahabatmu (Jibril) tatkala ia datang kepadamu?" Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam menjawab: "Ya".

Khadijah melanjutkan: "Apabila ia datang lagi kepadamu, tolong beritahu aku!".

Tak lama, Jibril datang kepada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam lalu kemudian beliau memberitahu istrinya bahwa Jibril telah datang. 

Rasulullaah shalallaahu 'alayhi wasallaam berkata: "Istriku, ini Jibril. Ia telah datang kepadaku".

Khadijah berkata : "Suamiku, berdirilah dan berbaring di atas paha kiriku!" Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam menuruti keinginannya. Lantas Khadijah berkata: "Apa kau masih melihatnya?".

Rasulullah saw. menjawab: "Ya".

Khadijah berkata: "Ubahlah posisimu. Berbaringlah di paha kananku!" Beliau menurutinya. Khadijah kemudian berkata lagi: "Apa kau masih melihatnya?".

Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam menjawab: "Ya". 

Khadijah terus meminta Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam berganti posisi berbaring padanya, dari paha kiri, ke kanan, lalu ke atas pangkuannya. Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam masih tetap saja melihat Jibril. 

Hingga akhirnya Khadijah melepas pakaian dan kerudungnya, sedang Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam masih tetap berbaring di pangkuannya (Menurut sebagian riwayat, Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam dimasukan ke dalam daster/jilbab Khadijah). Lalu Khadijah berkata: "Masihkah kau melihatnya?".

Rasulullah menjawab: "Tidak".

Khadijah lantas berkata: "Suamiku, berbahagialah. Demi Allah, dia Malaikat, bukan Setan".

Wallaahu a'lam

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #7 : Permulaan Wahyu (3/4)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #7 : Permulaan Wahyu

Aku berdiri melihatnya (Jibril) bagaikan patung, kemanapun aku arahkan pandanganku disana terlihat dia.

Aku berdiri diam, terpaku, bagaikan patung. Istriku, Khadijah radhiyallaahu 'anha mengirimkan pelayan-pelayan untuk mencariku. Mereka tiba di Mekah atas dan kembali kepada Khadijah radhiyallaahu 'anha tanpa menemukan aku; sementara aku tetap berada di tempatku semula. Dia (Jibril) pun kemudian hilang dariku.

Aku pulang menemui istriku dan menceritakan semuanya.

Aku bersandar di pahanya. Dia berkata: "Suamiku, semalam kau kemana saja? Aku telah mencarimu ke Mekah atas, namun pulang dengan tangan hampa"

Maka aku ceritakan sedetail peristiwa yang terjadi padaku. Khadijah berkata: "Berbahagialah, wahai suamiku, dan kokohkanlah. Demi dzat yang jiwa Khadijah berada di tangan-Nya, kuharap engkau diangkat menjadi Nabi untuk ummat ini."

Khadijah bangkit, mempersiapkan pakaiannya, lantas pergi ke kediaman Waraqah bin Naufal, saudara sepupunya. Waraqah adalah seorang penganut kristen yang mengkaji kitab-kitab dan banyak belajar dari orang yahudi.

Khadijah menceritakan perihal yang terjadi pada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam kepadanya, bahwa beliau melihat dan mendengar sesuatu.

Diapun berkata: "Quddus, Quddus (Maha Tuhan) Allah, Demi Dzat yang jiwa Waraqah berada di tangan-Nya, jika semua yang kau tuturkan itu benar, Khadijah, sungguh dia telah didatangi Jibril (Namus) yang dahulu pernah datang pada Musa 'alayhissalaam. Dia adalah Nabi untuk ummat ini. Katakanlah padanya, hendaklah ia bersabar."

Setelah selesai keperluannya, Khadijah pulang menemui Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam dan menceritakan apa yang dikatakan Waraqah.

Usai dari kegiatan tahunannya menyendiri di Gua Hira', Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam beraktivitas seperti biasanya, ia Thawaf mengelilingi Ka'bah 7 kali atau lebih.

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #7 : Permulaan wahyu (2/4)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #7 : Permulaan wahyu.

Saat Ramadhan tahun itu, beliau berangkat ke Gua Hira' disertai istrinya. Malam itu, Allah memuliakan beliau dengan menganugerahkan kerasulan dan merahmati hamba-hamba-Nya dengan rahmat itu. Malaikat Jibril datang dengan membawa perintah Allah.

Rasulullah saw. bersabda, "Jibril mendatangiku dengan sehelai kain sutera, dimana dikain itu terdapat beberapa baris tulisan saat aku hendak terlelap."

Malaikat Jibril berkata: "Bacalah!"

Aku berkata: "Aku tak bisa membaca." Lalu Malaikat Jibril mendekapku dengan kain sutera tersebut. hingga seolah-olah aku telah mati, lalu melepaskanku kembali dan berkata: "Bacalah!"

Aku berkata: "Apa yang mesti aku baca?" Malaikat Jibril mendekapku kembali dengan kain sutera tadi, melepaskanku, dan berkata: "Bacalah!"

Aku mengatakan: "Apa yang mesti aku baca?" (begitu seterunsya sampai 3 kali) Aku katakan itu dengan harapan ia melepasku sebagaimana ia lakukan terhadap diriku sebelumnya.

Lalu ia (Jibril) berkata:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya" (QS. Al-'Alaq 1-5)
Kemudian Jibril meninggalkanku, lalu aku terbangun --dari tidurku-. Aku merasa ada sesuatu yang terpahat didalam hati, lantas aku keluar dari Gua Hira'. Ketika aku berada di tengah-tengah gunung, aku mendengar suara dari langit: "Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah sedangkan aku adalah Jibril"

Aku dongakkan kepalaku ke langit, saat itu aku melihat Jibril dalam sosok laki-laki yang membentangkan kakinya di ufuk-ufuk langit. Aku berdiri melihatnya bagaikan patung, kemanapun aku arahkan pandanganku disana terlihat Jibril.

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #7 : Permulaan wahyu (1/4)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #7 : Permulaan wahyu.

Tatkalan Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam berumur 40 tahun, Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi semesta, penerang bagi yang tengah berada dalam gulita, pembawa kabar gembira bagi para mukmin, dan ancaman bagi yang kafir.

'Aisyah radhiyallaahu 'anha pernah berkata, "Sesungguhnya wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam ketika Allah hendak memberi kemuliaan padanya dan rahmat bagi hamba-hambaNya melalui perantaranya, ialah dengan mimpi yang benar. Tidaklah sekali-kali beliau bermimpi kecuali ia melihat kejadiannya laksana matahari yang merekah pagi hari"

"Mulai saat itu, " lanjut 'Aisyah radhiyallaahu 'anha "Allah menjadikan Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam suka menyendiri dan tidak ada pekerjaan yang lebih disukai selain menyendiri"

Sebagian riwayat mengatakan, "Sesungguhnya Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam, ketika Allah berkehendak memuliakannya dan menganugerahkan kenabian padanya; ketika beliau mau buang hajat, beliau pergi ke tempat yang jauh dari rumah-rumah penduduk hingga berhenti di Syi'ab Mekkah, dan lembah-lembahnya. Dan tidaklah Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam melewati sebongkah batu dan sebatang pohon kecuali keduanya berkata, "Assalamu'alayka ya Rasulullah."

Hingga suatu saat, Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam sedang menyendiri di Gua Hira' pada bulan Ramadhan yang mulia. Seperti kebiasaanya pada tahun-tahun sebelumnya; (Menyendiri sebulan penuh merupakan tahannuts/tabarrur/pembersihan diri yang biasa dilakukan orang-orang Quraisy pada zaman Jahiliyyah). Beliau menyuguhkan makanan kepada orang-orang miskin yang mendatangi beliau.

Usai melakukan hal itu, beliau pergi ke Ka'bah dan melakukan thawaf 7 kali atau lebih, kemudian beliau pulang ke rumah. Begitulah yang terus terjadi setiap tahun sampai Allah mengutusnya sebagai seorang Nabi.

18.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #6 : Keikutsertaan Rasulullah Merekonstruksi Ka'bah (2/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #6 : Keikutsertaan Rasulullah Merekonstruksi Ka'bah

Orang-orang Quraisy membagi-bagi Ka'bah. Pintu menjadi jatah Bani Abdu Manaf dan Zuhrah. Antara rukun Aswad rukun Yamani menjadi jatah Bani Makhzum dan kabilah-kabilah yang bergabung dengan mereka. Punggung Ka'bah menjadi jatah Jumah dan Sahm bin Amr. Hajar aswad menjadi jatah Bani Abduddar, Bani Asad, dan Bani Adi.

Tatkala peruntuhan Ka'bah telah sampai pada tahap peruntuhan pondasi Ibrahim 'alayhissalaam, --pondasi tersebut terbuat dari batu hijau berbentuk seperti punuk unta yang saling menempel lengket antara satu dengan yang lain- salah seorang Quraisy berusaha mencongkel batu tersebut dengan linggis, namun tetiba seluruh kota Mekah berguncang hebat. Karena peristiwa tersebut mereka menghentikan usaha mencabut batu pondasi itu.

Setelah selesai diruntuhkan, mereka membangun Ka'bah dengan setiap kabilah mengumpulkan batu sendiri-sendiri dan membangun bagian-bagian mereka hingga tiba saatnya peletakan Hajar Aswad, terjadi selisih pendapat karena setiap kabilah ingin menempatkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Terjadi perdebatan sengit diantara mereka sesampai mereka bersiap untuk berperang.

Sebagian riwayat mengatakan, Orang tertua di Quraisy, Abu Umayyah bin Al-Mughirah memberikan solusi permasalahan. Ia berkata, "Hai, orang Quraisy biarlah konflik kalian diselesaikan oleh orang yang pertama kali memasuki Masjid Haram hari ini" Mereka mematuhi perintahnya.

Ternyata Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam orang pertama yang memasuki pintu masjid haram, maka diberilah Rasulullaah shalallaahu 'alayhi wasallaam amanah untuk menyelesaikan perkara yang tengah terjadi tersebut.

Tatkalah mereka melihat Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam di dalam masjid mereka serentak berkata, "Ini Al-Amin, yang terpercaya. Kami senang! Ini Muhammad."

Kemudian permasalahannya diceritakan kepada beliau, lantas beliau berkata, "Kalau demikian, serahkan kain kepadaku."

Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam mengambil Hajar Aswad dengan tangannya sendiri dan meletakkannya diatas kain tadi, kemudian memerintahkan setiap pemimpin kabilah untuk memengang ujung kain tersebut dan menempatkannya ke tempat semula. Sehingga setiap kabilah mendapat bagian dari peletakan Hajar Aswad ke tempatnya semula.

Sungguh keadilan yang begitu luar biasa.

Wallahu a'lam

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #6 : Keikutsertaan Rasulullah merekonstruksi Ka'bah (1/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #6 : Keikutsertaan Rasulullah merekonstruksi Ka'bah

Saat Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam berumur 25 tahun, orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbarui pembangunan ka'bah.

Ka'bah adalah 'rumah' yang pertama dibangun atas nama Allah, untuk menyembah Allah, dan mentauhidkanNya. Dibangun oleh bapak para Nabi, Ibrahim 'alayhissalaam bersama anaknya Ismail 'alayhissalaam berdasar pada wahyu Allah,
"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa); 'Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'" (QS. Al-Baqarah[2] : 127)
Setelah itu, Ka'bah mengalami beberapa serangan yang mengakibatkan kerapuhan bangunannya. Diantaranya adalah banjir yang menenggelamkan Mekah beberapa tahun sebelum bi'tsah, sehingga menambah kerapuhan bangunannya. Hal ini tentu mengharuskan bangsa Quraisy untuk merekonstruksi ulang bangunan ka'bah.

Lagi, pada saat itu tengah terjadi keributan karena adanya beberapa orang yang mencuri harta kekayaan yang ada di dalam Ka'bah. Padahal harta tersebut tersimpan di sumur dalam Ka'bah.

Dalam kebimbangan --apa Allah murka jika Ka'bah direkontruksi- Tatkala Quraisy menyiapkan kayu-kayu yang hendak dijadikan atap Ka'bah (karena mereka ingin memberi atap pada Ka'bah) muncul ular yang selalu mendesis dan tegak menantang di sana, di sumur Ka'bah, Tetapi tak lama kemudian datang pertolongan lewat seekor burung yang memangsa ular tersebut. Orang Quraisy berkata, "Kita berharap semoga Allah ridhoi apa yang kira kerjakan"

Orang-orang Quraisy pun sepakat untuk meruntuhkan Ka'bah dan membangunnya kembali. Abu Wahb bin Amr berdiri dan berkata, "Wahai orang Quraisy janganlah sekali-kali membangun Ka'bah kecuali dengan uang yang halal. (Sebagian ada yang mengatakan bahwa itu perkataan Al-Walid bin Al-Mughirah)

Bagian 2

17.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #5 : Pernikahan dengan Khadijah (2/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #5 : Pernikahan dengan Khadijah

Melalui perantaraan Nafisah binti Muniyah. Khadijah menyatakan hasratnya ingin menikahi Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam

Tatkala Khadijah mengutarakan maksudnya kepada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam, beliau menceritakan perihal tersebut kepada paman-pamannya. Maka dengan didampingi pamannya, Hamzah bin Abdul Muththalib, Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam pergi ke rumah Khuwailid bin Asad. Hamzah melamarkan Khadijah untuk beliau.

Konon mahar Rasulullah kepada Khadijah adalah 100 unta, ada juga yang mengatakan 20 unta betina muda.

Khadijah adalah wanita pertama yang beliau nikahi. Selama Khadijah masih hidup, beliau tak menikahi wanita lain. Begitu cintanya beliau kepada Khadijah. Terang saja, dari Khadijahlah seluruh putera dan puteri Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam dilahirkan. Kecuali Ibrahim al-Qasim (Ibunya adalah Maryah Al-Qibthiyyah). Semua putera Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam meninggal pada zaman jahiliyyah kecuali puteri-puterinya yang hidup sampai pada zaman islam, masuk islam, dan ikut hijrah bersama beliau.

Side story:

Maryah, adalah wanita yang dihadiahkan Al-Muqaiqis kepada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam. Mariyah berasal dari Hafn di kawasan Anshina.

Ibrah:

- Usaha beliau dengan Khadijah merupakan kelanjutan dari kehidupan mencari nafkah yang telah dimulainya dengan menggembala kambing.

- Khadijah adalah wanita yang mempunyai kedudukan tinggi di hati Rasulullah saw. sepanjang hidupnya.
"Sebaik-baik wanita langit adalah Maryam binti Imran, dan sebaik-baik wanita bumi adalah Khadijah binti Khuwailid" (HR. Bukhari Muslim)
'Aisyah radhiyallaahu 'anha pernah berkata, "Aku tak pernah cemburu kepada istri-istri Nabi shalallaahu 'alayhi wasallaam kecuali kepada Khadijah"

Juga, "Hampir Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam tidak keluar rumah, sehingga menyebut Khadijah dan memujinya"

Wallahu a'lam

Kembali ke bagian 1
Tagged under: ,

Sirah Nabawi #5 : Pernikahan dengan Khadijah (1/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #5 : Pernikahan dengan Khadijah

Saat Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam berusia 25 tahun, menikahlah beliau dengan Khadijah binti Khuwailid. Khadijah adalah seorang perempuan pelaku bisnis, terpandang dan kaya raya. Ia mempekerjakan karyawan untuk menjalankan roda bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

Suatu ketika, Khadijah mendengar tentang Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam sifatnya, kejujurannya, keindahan akhlaknya, dan keagungan amanahnya, sehingga Khadijah menawarkan untuk memperdagangkan dagangannya ke Syam dengan ditemani karyawan lelakinya yang bernama Maisarah. Saat itu, Khadijah menawarkan gaji yang lebih besar kepada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam ketimbang yang pernah ia berikan pada orang lain.

Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam menyetujuinya. Berangkatlah mereka ke Syam.

Suatu ketika, Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam berhenti dibawah pohon dekat rumah ibadah seorang pendeta. Pendeta itu lalu menemui Maisarah dan bertanya, "Siapa dia?"

"Ia adalah salah seorang suku Quraisy dan penduduk asli tanah haram" Jawab Maisarah.

"Ia pastilah seorang Nabi" Pendeta itu balas menjawab.

Setelah bernaung beberapa saat, sampailah mereka di Syam. Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam menjual barang-barang yang ia bawa dari Mekah dan membeli apa yang hendak beliau beli. Setelah selesai semua urusan bisnisnya, Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam pulang kembali ke Mekah dengan ditemani Maisarah. (Menurut sebagian riwayat, jika matahari sedang berada di puncak panasnya, Maisarah melihat dua Malaikat menaungi Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam dari sengatan sinar Matahari)

Sesampainya di Mekah, beliau sampaikan amanahnya kepada Khadijah. Khadijah terkejut, betapa hebatnya lelaki ini. Beliau berhasil membawa keuntungan yang berlipat ganda, sehingga kepercayaan Khadijah bertambah padanya.

Semua sifat yang Maisarah lihat saat perjalanannya bersama Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam, ia sampaikan pada Khadijah sedetailnya. Khadijah kemudian tertarik kepada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam dan menyatakan hasratnya untuk menikahinya.

16.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #4 : Perjalanan pertama ke Syam dan pertemuan dengan pendeta Bahira (2/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #4 : Perjalanan pertama ke Syam dan pertemuan dengan pendeta Bahira.

Tatkala mereka selesai makan, rombongan Quraisy berpencar. Sementara Bahira mendekati Rasulullah shallaahu 'alayhi wasallam (pada saat itu belum menjadi Nabi) dan bertanya, "Wahai anak muda, dengan menyebut Al-Lata dan Uzza aku mananyakan pada engkau dan hendaknya engkau menjawab pertanyaanku" Bahira katakan seperti itu karena Bahira mendengar bahwa kaum Quraisy bersumpah dengan Latta dan Uzza.

Ada yang meriwayatkan bahwa beliau shallaahu 'alayhi wasallam menjawab, "Janganlah sekali-kali engkau bertanya dengan menyebutkan mereka, Demi Allah tak ada yang aku benci selain mereka."

Lalu Bahira bersumpah dengan Nama Allah, "Demi Allah..." dan beliau shallaahu 'alayhi wasallam pun mempersilakan Bahira bertanya. Satu persatu pertanyaan Bahira beliau shallaahu 'alayhi wasallam jawab, dan setiap jawabannya sesuai dengan pengetahuan Bahira perihal kenabian. Kemudian Bahira melihat punggung Rasulullah shallaahu 'alayhi wasallam dan ia melihat tanda kenabian diantara kedua pundaknya (Tanda kenabian Rasulullah shallaahu 'alayhi wasallam seperti bekas bekam)

Setelah itu, Bahira bertanya kepada Abu Thalib, "Apakah anak muda ini anakmu?"

"Ya, Benar" jawab Abu Thalib.

"Tidak!" Bahira melanjutkan, "dia bukanlah anakmu. Anak muda ini sepatutnya tidak memiliki ayah yang masih hidup."

"O, ya dia adalah anak saudaraku." kata Abu Thalib.

"Katakan padaku apa yang dilakukan ayahnya?" tanya Bahira.

"Dia telah meninggal ketika ibu anak ini mengandungnya."

Bahira berkata, "Anda benar, bawalah dia pulang ke negerinya dan jagalah dia dari orang-orang yahudi. Jika mereka melihatnya di sini, pasti akan dijahatinya. Sesungguhnya anak saudaramu akan menjadi orang yang besar."

Kemudian Abu Thalib cepat-cepat membawa Muhammad remaja kembali ke Mekah. Dan menjaganya

Wallau a'lam

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #4 : Perjalanan pertama ke Syam dan pertemuan dengan pendeta Bahira (1/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #4 : Perjalanan pertama ke Syam dan pertemuan dengan pendeta Bahira.

Ketika berusia 12 tahun, Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam (saat itu belum jadi Nabi) diajak pamannya untuk berdagang ke Syam. Dalam sebagian riwayat, Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam-lah yang berkeinginan untuk ikut pergi bersama pamannya. Abu Thalib tak kuasa meninggalkannya dan berkata, "Demi Allah aku harus membawanya pergi bersamaku. Jangan sampai ia berpisah denganku."

Ketika kafilah mereka sampai di Bushra, sebuah kawasan di Syam, mereka bertemu dengan seorang pendeta bernama Bahira. Ia adalah orang yang paling tau tentang kristen. Pada tahun itu kafilah dagang Abu Thalib melewati Bahira seperti biasanya. Tapi tak seperti tahun-tahun sebelumnya --dimana Bahira enggan berbicara pada mereka-. Tahun ini ia amat jauh berbeda, ia menjamu kafilah dagang Quraisy dengan makanan yang banyak.

Menurut sebagian ulama, Bahira melakukan itu lantara ia melihat Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam bersama kafilah dagang Abu Thalib, dan awan menaungi beliau diantara mereka. Mereka berhenti di bawah pohon rindang dekat Bahira. Ia melihat ranting-ranting pohon merunduk luluh menaungi Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam.

Bahira berkata, "Wahai orang-orang Quraisy, sungguh aku telah membuat makanan untuk kalian. Aku ingin kalian semua ikut hadir."

Mereka hadir ke rumah ibadah bahira, kecuali mereka tinggalkan Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam. Tetapi Bahira kembali berkata-mengingatkan, "Aku ingatkan untuk semua orang hadir dalam jamuan ini."

Setelah itu Bahira datang menemui Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam, mendekapnya dan mendudukannya bersama rombongan. Bahira memperhatikan Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam dengan teliti. Dari hasil penglihatannya, ia dapatkan sifat-sifat kenabian pada Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam ketika itu.

15.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #3 : Nasab Rasulullah dan ibrah dari 'kekurangan'nya (2/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #3 : Nasab Rasulullah dan ibrah dari 'kekurangan'nya.

Beberapa Ibrah/hikmah:

1. Didalam nasab Nabi shalallaahu 'alayhi wasallaam yang mulia tersebut terdapat beberapa dalil yang jelas, bahwa Allah mengutamakan bangsa Arab dari bangsa lainnya; kabilah Quraisy dari kabilah lainnya. Ketahuilah, bahwa diantara konsekuensi mencintai Rasul adalah mencintai apa yang melekat padanya, mencintai bangsa dan kabilahnya bukan dari segi individu dan jenisnya tapi dari segi hakikat semata.

2. Bukan satu kebetulan Allah mengambil Ayah, Ibu, lalu kemudian Kakeknya saat beliau masih kecil. Kehidupan pertamanya jauh dari asuhan bapak dan tak mendapat kasih sayang lebih dari ibunya. Allah telah pilihkan prtumbuhan ini bagi Muhammad shalallaahu 'alayhi wasallaam agar musuh islam tak mendapatkan jalan untuk memasukkan keraguan dalam hati dan menuduh, "Ajaran Islam Muhammad didapat dari keluarganya!" Bersebab kakeknya adalah seorang tokoh diantara kaumnya. Kepadanyalah kunci ka'bah diamanahkan dan memberikan jamuan makan para jama'ah haji pada masa itu.

Bahkan masa kanak-kanak beliau dihabiskan di Bani Sa'd yang tengah tandus dan kekeringan jauh dari keluarganya.

3. Pamannya sampai akhir tak memeluk islam. Ini adalah hikmah lain, agar tak muncul tuduhan bahwa pamannya ikut andil dalam dakwah beliau shalallaahu 'alayhi wasallaam dan dakwahnya merupakan urusan keluarga/peningkatan harga diri keluarga saja.

Begitulah, Muhammad shalallaahu 'alayhi wasallaam Langsung diasuh oleh Inayah Allah, jauh dari tangan-tangan yang memanjakan. Sehingga jiwa dakwah dan perjuangan telah tertempa sejak kecil; jauh dari harta yang membuatnya lena dengan kemewahan dan kedudukan.

Wallahu a'lam

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #3 : Nasab Rasulullah dan ibrah dari 'kekurangan'nya (1/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #3 : Nasab Rasulullah dan ibrah dari 'kekurangan'nya

'Ulama telah menyepakati nasab Rasulullah sebagai berikut:

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Abdi Manaf (Al-Mughirah) bin Quraisy (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Ma'ad bin Adnan.

Menurut sebuah riwayat yang disebutkan dalam sebagian kitab, Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam bersabda:
“Dalam memperkenalkan dan menjelaskan garis keturunan (ayah-ayahku) hendaknya kalian cukup sampai Adnan (saja). (Jangan kalian menyebut datuk-datukku setelah Adnan)."
Demikian juga dalam beberapa riwayat lain yang dinukil dari Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam disebutkan bahwa: 
“Ketika garis keturunanku (nasab) sampai pada Ma’ad bin Adnan hingga Ibrahim As, maka mereka yang menjelaskan garis keturunan ini telah berkata dusta.”
Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam dilahirkan pada tahun Gajah, dimana Abrahah bin Arsyam berusaha menyerang Ka'bah, yang kemudian Allah mengagalkan dengan mukzijat yang mengagumkan, sebagaimana Al-Qur'an ceritakan dalam surat Al-Fil. Menurut riwayat yang paling kuat, jatuh pada hari senin 12 Rabi'ul awal.

Ia dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah, meninggal saat beliau masih dalam perut ibunya, Siti Aminah, dua bulan. Lalu ia diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib, dan disusukan sebagaimana tradisi Arab saat itu kepada seorang wanita Bani Sa'd bin Bakar, bernama Halimah binti Dzu'aib.

Singkat cerita pada saat itu pedalaman bani Sa'd tengah dalam kemarau panjang, lahan peternakan dan pertanian kekeringan, tapi tak lama setelah Muhammad balita tinggal disana untuk disusui, menghijaulah kembali lahan peternakan, suburlah kembali tanah-tanahnya, kambing peternakannya pulang kandang dengan perut kenyang dan sarat air susu.

Selama disana juga, Muhammad kecil mengalami peristiwa pembelahan dada sebagaimana diriwayatkan dalam hadits. Kemudian Muhammad dikembalikan lagi pada Ibunya saat berumur 5 tahun. Ibunya meninggal saat beliau berumur 6 tahun. Lalu diasuh oleh kakeknya, kakeknya meninggal saat ia 8 tahun. Dan akhirnya diasuh oleh pamanya Abu Thalib.

14.12.14

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #2 : Hubungan Dakwah Nabi Muhammad Dengan Nabi-Nabi Terdahulu (2/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #2 : Hubungan Dakwah Nabi Muhammad Dengan Nabi-Nabi Terdahulu

Konteks penyempurnaan berkaitan dengan syariat, yaitu hukum yang bertujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat dan pribadi, yang berjalan saat Nabi-nabi diutus pada zamannya. Tentu hal ini berbeda, karena ummat yang didakwahi, waktu, dan tempat para Nabi berdakwah berbeda-beda. Karena prinsip penetapan hukum didasarkan pada tuntunan kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat.

Disamping bi'tsah (pengangkatan) setiap Nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad shalallaahu 'alayhi wasallaam adalah terkhusus bagi ummat pada zamannya, tentulah syariat-syariatnya pun dikhususkan pada ummat yang hidup pada zaman itu, sesuai dengan kondisi ummat tersebut.

Musa 'alayhissalaam misalnya, diutus kepada Bani Israil. Bani Israil memerlukan syariat yang ketat bukan rukhshah (keringanan); atau seperti yang Nabi Khidir 'alayhissalaam ajarkan kepada Musa yang termaktub dalam surat Al-Kahfi ayat 65-82. Setelah kurun beberapa waktu, diutuslah Nabi Isa 'alayhissalaam kepada mereka dengan membawa syari'at yang agak longgar. Firman Allah kepada Isa 'alayhissalaam
"Dan sebagai seorang yang membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu..." (QS. Al-Imran: 50)
Simpulannya, dalam Aqidah, para Rasul secara turun temurun tugasnya tiada lain hanyalah menegaskan kembali Aqidah yang pernah dibawa oleh Rasul sebelumnya, tanpa perubahan sama sekali; dalam syari'at setiap Rasul menghapuskan syari'at sebelumnya kecuali hal-hal yg ditegaskan oleh syari'at yang datang kemudian, atau diperbolehkan/didiamkan.

Wallahu a'lam

Tagged under: ,

Sirah Nabawi #2 : Hubungan dakwah Nabi Muhammad dengan Nabi-Nabi terdahulu (1/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #2 : Hubungan dakwah Nabi Muhammad dengan Nabi-Nabi terdahulu

Nabi Muhammad shalallaahu 'alayhi wasallaam adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahnya.
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Ahzab: 40)
Dakwah Nabi Muhammad shalallaahu 'alayhi wasallaam dan Nabi sebelumnya berjalan atas prinsip penegasan dan penyempurnaan.

Dalam konteks penegasan, Aqidah adalah hal fundamental yang secara tegas telah Allah tetapkan sejak Manusia pertama, Nabi 'Adam 'alayhissalaam. Allah itu satu! Allah is One and only! Begitu tegas. Tanpa tapi.

Esensi Aqidah dari Nabi pertama, 'Adam 'alayhissalaam, sampai Nabi penutup, Muhammad shalallaahu 'alayhi wasallaam, adalah Iman kepada satu Tuhan, Allah subhanahu wata'ala; mensucikan-Nya dari segala sifat yang tak layak bagi-Nya, beriman kepada hari akhir, hisab, Neraka, dan Surga. Setiap Nabi mengajak ummatnya untuk mengimani pada perkara-perkara tersebut.
"Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama" (QS. Asy-Syura: 13)
Tidak mungkin jika terjadi perbedaan risalah diantara para Nabi; tidaklah mungkin jika diutus seorang Nabi yang mengatakan bahwa Allah adalah satu dari yang tiga, lalu kemudian diutus seorang Nabi setelahnya yang membawa risalah bahwa Allah adalah satu.

Bagian 2
Tagged under: ,

Sirah Nabawi #1 : Alasan dipilihnya Jazirah Arab sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya Islam (2/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabi #1 : Alasan dipilihnya Jazirah Arab sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya Islam

Pada masa itu jazirah Arab hidup dalam tenang, jauh dari kepincangan akhlak dan moral yang didasari sifat materialistik. Meskipun kita tau bahwa di Arab saat itu, penguburan hidup-hidup anak perempuan tengah 'populer'. Tapi mari kita pahami alasan mereka.

Dibanding negara Persia, Jazirah Arab tak memiliki kemewahan yang dapat memungkinkan mereka kreatif dan pandai menciptakan kemerosotan-kemerosotan, filsafat keserbabolehan, dan kebejatan moral yang dikemas atas nama agama.

Mereka juga tak memiliki kekuatan militer sekuat Romawi yang mendorong mereka melakukan ekspansi ke negara-negara tetangga. Mereka juga tak memiliki filosofi-filosofi khayalan dan mitos-mitos seperti bangsa Yunani.

Karakteristik mereka seperti bahan baku yang siap diolah. Masih menampakkan fitrahnya sebagai manusia mulia; setia, penolong, dermawan, rasa harga diri, kesucian, dan kepahlawanan. Hanya saja mereka tak memiliki pengarah yang akan mengungkapkan jalan ke arah itu. Akibatnya mereka sesat; Membunuh anak dengan dalih kemuliaan dan kesucian, memusnahkan harta dengan alasan kedermawanan, dan memicu peperangan dengan dalih harga diri dan kepahlawanan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman :
"Dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat" (QS. Al-Baqarah: 198)
Maka setelah kita ketahui tabiat dan letak geografis Jazirah Arab, kita dapat memaknai secara Ilahiyah kenapa Allah memilih Jazirah Arab sebagai tempat tumbuh dan brkembangnya Islam.

Dengan kata lain saat itu Arab tengah berada pada masa pencarian. Mereka menyembah Allah tapi tak tau cara, sehingga mereka menyembah berhala Al-latta dan Al-Uzza yang sebenarnya adalah orang-orang shalih diantara mereka dahulu. Untuk itulah diutus seorang manusia mulia untuk mengarahkan mereka, karena sejatinya tabiat dan letak geografis mereka menjadi modal yang amat berharga bagi dakwah Rasulullah shalallaahu 'alayhi wasallaam.

Wallahu a'lam

Kembali ke bagian 1
Tagged under: ,

Sirah Nabawi #1 : Alasan dipilihnya Jazirah Arab sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya Islam (1/2)

Sejarah Nabi Muhammad Lengkap
jejakperadaban.com | Sirah Nabawi
Sirah Nabawi #1 : Alasan Dipilihnya Jazirah Arab sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya Islam.

Subhanak, Maha suci Engkau ya Rabb yang tak pernah salah, semuanya telah terukur~

Untuk menjelaskan kenapa dipilihnya jazirah Arab sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya Islam, perlu diketahui letak geografis jazirah Arab dan tabiat bangsa Arab sebelum hadirnya Islam yang dibawa Nabi Muhammad shallalahu 'alayhi wasallaam.

Jazirah Arabia terletak diantara negara-negara adidaya yang tengah berkuasa, yaitu Persia dan Romawi. Kemudian setelahnya ada India dan Yunani.

Persia bak ladang subur berbagai khayalan, keagaman, dan filosof saling bertentangan. Zoroasterisme, adalah paham yang dianut oleh penguasa Persia. Ajaran utamanya adalah mengutamakan perkawinan seseorang dengan ibunya, anak perempuannya atau saudaranya.

Selain itu di Persia terdapat ajaran Mazdakia, menurut Imam Syahrustani, ajaran ini berdasar pada filsafat lain. Diantara ajarannya adalah menjadikan harta dan manusia sebagai serikat. Bebas dibagi-bagi. Ajaran ini disambut gempita oleh para pengumbar Hawa Nafsu.

Sementara Romawi, tengah terjerembab pada paham kolonialisme. Negeri ini terlibat pertentangan agama, Romawi dan Nasrani. Ketimpangan negeri ini tak kalah bejatnya. Mereka berambisi mengembangkan agama kristen dan mempermainkannya sesuai hawa nafsu yang serakah.

Jika bicara Yunani, tentu kita telah tau bahwa negeri ini tenggelam dalam mitos-mitos verbal yang tak memberi manfaat sedikitpun.

Demikian pula India, sebagai mana dikatakan Abul Hasan an-Nadawi dan telah disepakati bahwa negeri ini sedang berada pada puncak kebejatan disegala sisi, agama, akhlak, maupun sosial.

Perlu digaris bawahi, kemerosotan-kemerosotan yang dialami negeri-negeri tersebut adalah karena satu hal yaitu, karena peradaban dan kebudayaan mereka didasarkan pada nilai-nilai materialistik semata, tanpa ada satupun nilai moral yang dapat mengarahkan mereka ke jalan yang benar.

Bagian ke-2