300x250 AD TOP

9.2.15

Tagged under: ,

Muaz ibn Amr ibn al-Jamuh : 'Cilik' pembunuh Firaun umat ini

jejakperadaban.com | Sejarah Sahabat Nabi
Muaz ibn Amr ibn al-Jamuh : Pembunuh Firaun umat ini.

Muaz ibn Amr ibn al-Jamuh adalah seorang sahabat Nabi dari kalangan Anshar, keturunan suku Khajraz dari keluarga Bani Sulami. Ia termasuk golongan pertama yang memeluk Islam dari kaum Anshar.

Ia menemukan Islam melalui Mush'ab ibn Umair dan ikut menyaksikan Baitaul Aqabah kedua ketika kalangan Anshar memilih dua belas pimpinan mereka. Keislaman Muaz ibn Amr seakan-akan menjadi penyelamat bagi ayahnya dari api neraka. Dialah yang mengajak ayahnya untuk mengahadiri majelis ilmu yang digelar oleh Mush'ab ibn Umair. Ternyata, penuturan dan penjelasan Mush'ab menarik hatinya sehingga ia memutuskan untuk bersyahadat.

Ketika Rasulullah saw. memerintahkan kaum muslimin untuk berangkat ke lembah Badar, sebenarnya Amr sangat ingin ikut serta, tetapi ia dilarang oleh istrinya, Hindun binti Amr ibn Haram dan anak-anaknya. Mereka mengatakan bahwa ia tak diwajibkan ikut untuk berperang dikarenakan ia memiliki cacat pada kakinya. Mereka juga berharap Rasulullah saw. melarangnya untuk ikut serta. Oleh sebab demikian, Amr memutuskan untuk tidak ikut serta dalam perang Badar. Ia benar-benar menyesali keputusan tersebut. Sehingga pada perang berikutnya --yaitu perang Uhud- ia bersikeras untuk ikut dalam barisan tentara Allah, meskipun dengan keadaannya yang telah diketahui. Ia pun syahid dalam perang (Uhud) itu.

Dalam perang Badar, putranya Muaz ibn Amr berhasil membunuh al-Hakam ibn Hisyam atau lebih dikenal dengan Abu Jahal, fir'aun ummat ini. Itulah salah satu perang penting Muaz sebagai bukti kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Abdul Malik ibn Hisyam menuturkan dari Ziad al-Bukai dari Ibn Ishaq bahwa ketika perang Badar berkecamuk, Muaz ibn Amr berhasil melukai dan memutuskan kaki Abu Jahal, lalu menjatuhkannya ke tanah. Tetapi Muaz pun terkena sabetan pedang Ikrimah ibn Abu Jahal hingga tangannya terluka meskipun tidak langsung putus.

Ternyata setelah diputus kakinya, Abu Jahal belum tewas. Ia masih dalam keadaan sekarat. Mu'awidz ibn Afra yang melihat musuh Allah itu masih bernapas, meyabetkan pedangnya, lalu bergegas meninggalkannya dalam keadaan sekarat. Ketika melihat musuh Allah itu masih juga belum tewas, Ibn Mas'ud mendekatinya dan menebaskan pedangnya hingga Abu Jahal tewas.

Hemat cerita,
Imam Muslim mencatat sebuah riwayat dalam kitab shahihnya, yang diriwayatkan dari salih ibn Ibrahim ibn Abdurrahman ibn Auf dari ayahnya dari Abdurrahman ibn Auf bahwa saat ia berdiri di tengah pasukan saat perang Badar, ia memandang ke kiri dan ke kanan, ternyata ia berdiri di antara dua pemuda yang masih belia. Ibn Auf berkata, "Seandainya saja aku berada di antara dua orang yang lebih kuat dari mereka."

Kemudian salah seorang dari kedua remaja itu memberi isyarat kepada temannya, dan remaja itu berkata kepada Abdurrahman ibn Auf, "Paman, tahukah orang yang bernama Abu Jahal?"

Abdurrahman ibn Auf menjawab, "Ya, aku tahu, apa yang hendak kau lakukan?"

Remaja itu menjawab, "Aku mendengar bahwa ia pernah mencaci Rasulullah saw. Maka, demi dzat yang menguasai diriku, aku bersumpah, jika aku melihatnya, takkan kubuarkan bayanganku meninggalkan bayangannya sampai ia mati terlebih dahulu dari kami!"

Abdurrahmah ibn Auf terkagum mendengar ucapan mereka. Tak lama kemudian ia melihat Abu Jahal di antara barisan musuh, maka ia katakan kepada remaja tadi, "Apakah kalian melihatnya? Itulah orang yang kalian cari."

Mereka tak menjawab ucapan Abdurrahman ibn Auf, tetapi langsung berlalri memburu Abu Jahal dan membunuhnya. Kemudian mereka berdua menghadap Rasulullah saw. dan menceritakan apa yang telah mereka lakukan. Beliau bertanya, "Siapa di antara kalian yang membunuhnya?"

Masing-masing menjawab, "Akulah yang membunuhnya."

Beliau bertanya lagi, "Apakah pedang kalian telah dibersihkan?"

Mereka menjawab, "Belum."

Lalu beliau melihat kedua pedang itu dan bersabda, "Kalian berdua memang telah membunuhnya."

Kedua remaja yang telah membunuh Abu Jahal adalah Muaz ibn Amr (14 tahun) yang mengorbankan sebelah tangannya terputus dan Mu'awidz ibn Afra (13 tahun) yang kemudian syahid di jalan Allah. Allahu Akbar!

Semoga Allah merahmati mereka.

Wallahu a'lam.[]

0 comments:

Post a Comment