300x250 AD TOP

15.2.15

Tagged under: ,

Shafiyyah binti Huyay : Anaknya Nabi, Keponakannya Nabi, dan istrinya Nabi

jejakperadaban.com | Sejarah Sahabat Nabi
Shafiyyah binti Huyay : Anaknya Nabi, Keponakannya Nabi, dan istrinya Nabi

Beliau adalah Shafiyyah binti Huyay binti Akhthan bin Sa'yah cucu dari Al-Lawi bin Nabiyullah Israel bin Ishaq bin Ibrahim a.s. Termasuk keturunan Rasulullah Harun a.s.

Shafiyyah adalah seorang wanita yang cerdas dan memiliki kedudukan yang terpandang, berparas cantik dan bagus diennya. Sebelum Islam, beliau menikah dengan Salam bin Abi Al-Haqiq (dalam kisah lain dikatakan bernama Salam bin Musykam) salah seorang pemimpin Bani Qurayzhah, namun rumah tangga mereka tidak berlangsung lama. Kemudian setelah itu dia menikah dengan Kinanah bin Rabi' bin Abil Hafiq. Kinanah terbunuh pada waktu perang Khaibar, maka beliau termasuk wanita yang di tawan bersama wanita-wania lain.

Bilal, Muadzin Rasululllah, menggiring Shafiyyah dan putri pamannya. Mereka meleweti tanah lapang yang penuh dengan mayat-mayat orang Yahudi. Meskipun sedih, Shafiyyah diam dan tenang; tidak kelihatan seduh dan tidak pula meratap mukanya, menjerit dan menaburkan pasir pada kepalanya. 

Kemudian keduanya dihadapkan kepada Rasulullah saw. Mengerti kesedihan Shafiyyah, Rasulullah saw. bersabda kepada Bilal, "Sudah hilangkah rasa kasih sayang dihatimu, wahai Bilal, sehingga engkau tega membawa dua orang wanita ini melewati mayat-mayat suami mereka?" 

Shafiyyah dalam keadaan sedih namun tetap diam, sedangkan putri pamanya kepalanya penuh pasir, merobek bajunya karena marasa belum cukup ratapannya. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Enyahkanlah syetan ini dariku."

Kemudian beliau saw. mendekati Shafiyyah kemudian mengarahkan pandangan atasnya dengan ramah dan lembut, kemudian bersabda kepada Bilal, "Wahai Bilal aku berharap engkau mendapat rahmat tatkala engkau bertemu dengan dua orang wanita yang suaminya terbunuh."

Rasulullah hendak memuliakan Shafiyyah sehingga beliau saw. memberikan pilihan kepada Shafiiyah:
Pertama, dibebaskan lalu kemudian dikembalikan kepada kaumnya.
Kedua, masuk Islam lalu dinikahi oleh Rasulullah saw.

Shafiyyah memilih masuk Islam dan dinikahi Rasulullah saw. Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Anas r.a bahwa Rasulullah tatkala mengambil Shafiyyah binti Huyay belau bertanya kepadanya, "Maukah engkau menjadi istriku?" Maka Shafiyyah menjawab, "Ya Rasulullah, sungguh aku telah berangan-angan untuk itu tatkala masih musyrik, maka bagaimana mungkin aku tidak inginkan hal itu manakala Allah memungkinkan itu saat aku memeluk Islam?"

Kemudian tatkala Shafiyyah telah suci karena memilih Islam dan Rasulullah saw. menikahinya. Mahar pernikahannya adalah merdekanya Shafiyyah.

Kemudian Rasulullah saw. melanjutkan perjalanannya ke Madinah bersama bala tentaranya, tatkala mereka sampai di Shabba', jauh dari Khaibar, mereka berhenti untuk beristirahat. Pada saat itulah timbul keinginan untuk merayakan walimatul 'urs. Maka didatangkanlah Ummu Anas bin Malik r.a, beliau menyisir rambut Shafiyyah, menghiasi dan memberi wewangian hingga karena kelihaian dia dalam merias. Ummu Sinan Al-Aslamiyah berkata bahwa beliau belum pernah melihat wanita yang lebih putih dan cantik dari Shafiyyah. Maka diadakanlah walimatul 'urs.

Kaum muslimin memakan lezatnya kurma, mentega, dan keju Khaibar hingga kenyang. Rasulullah saw. masuk ke kamar Shafiyyah, beliau bercerita bahwa tatkala malam pertamanya dengan Kinanah bin Rabi', pada malam itu beliau bermimpi bahwa bulan telah jatuh ke kamarnya. Tatkala bangun belau ceritakan hal itu kepada Kinanah tentang takwilnya, maka dia berkata dengan marah, "Mimpimu tidak ada takwil lain melainkan kamu berangan-angan mendapatkan raja Hijjaz, Muhammad." Maka dia tampar wajah Shafiyyah dengan keras sehingga bekasnya masih ada.

Nabi saw. mendengarnya sambil tersenyum kemudian bertanya, "Mengapa engkau menolak dariku tatkala kita menginap yang pertama?" Maka Shafiyyah menjawab, "Saya khawatir terhadap diri anda karena dekat Yahudi." Maka menjadi berseri-serilah wajah Nabi yang mulia serta lenyaplah kekecewaan hatinya.

Tatkala rombongan sampai di Madinah Rasulullah saw. memerintahkan agar pengantin wanita tidak langsung di ketemukan dengan istri-istri beliau yang lain. Beliau saw. turunkan Shafiyyah di rumah sahabatnya yang bernama Haritsah bin Nu'man. Ketika wanita-wanita Anshar mendengar kabar tersebut, mereka datang untuk melihat kecantikannya. Nabi saw. memergoki 'Aisyah keluar sambil menutupi dirinya serta berhati-hati (agar tidak dilihat Nabi) kemudian masuk ke rumah Haritsah bin Nu'man. Maka beliau saw. menunggunya sampai 'Aisyah keluar.

Tatkala 'Aisyah keluar, Rasulullah saw. memegang bajunya seraya bertanya dengan tertawa, "Bagaimana menurut mendapatmu wahai, Humayra?" 'Aisyah menjawab sementara cemburu menghiasi dirinya, "Aku lihat dia adalah wanita Yahudi." Maka Rasulullah saw. membantahnya dan bersabda, "Jangan berkata begitu… karena sesungguhnya dia telah Islam dan bagus keislamannya."

Selajutnya Shafiyyah berpindah ke rumah Nabi, dan itu menimbulkan kecemburuan istri-istri beliau yang lain karena kecantikannya. Mereka juga mengucapkan selamat atas apa yang telah Shafiyyah raih. Bahkan dengan nada mengejek mereka mengatakan bahwa mereka adalah wanita-wanita Quraisy, wanita-wanita Arab sedangkan dirinya adalah wanita asing.

Bahkan suatu ketika sampai keluar dari lisan Hafshah kata-kata, "Anak seorang Yahudi" hingga menyebabkan Shafiyyah menangis. Tatkala itu Nabi saw. masuk sedangkan Shafiyyah masih dalam keadaan menangis. Beliau bertanya, "Apa yang membuatmu menangis?"

Shafiyyah menjawab, "Hafshah mengatakan kepadaku bahwa aku adalah anak seorang Yahudi."

Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya, engkau adalah seorang putri seorang Nabi dan pamanmu adalah seorang Nabi, suamimu pun juga seorang Nabi. Lantas dengan alasan apa dia mengejekmu ?"

Kemudian beliau saw. bersabda kepada Hafshah, "Bertakwalah kepada Allah wahai Hafshah!"

Kata-kata Nabi itu menjadi penyejuk, keselamatan, dan keamanan bagi Shafiyyah. Selanjutnya manakala dia mendengar ejekan dari istri Nabi yang lain maka Shafiyyah pun berkata, "Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku, padahal suamiku adalah Muhammad, ayahku adalah Harun dan pamanku adalah Musa?"

Shafiyyah r.a. wafat tatkala berumur sekitar 50 tahun,ketika masa pemerintahan Mu'awiyah. Beliau dikuburkan di Baqi' bersama Ummuhatul Mukminin. Semoga Allah meridhai mereka semua.

Wallahu a'lam.[]

0 comments:

Post a Comment